Minggu, 22 Juli 2012

13. Benarkah Pemindahan Kiblat adalah Rekayasa Nabi Muhamad sendiri

0 komentar

“SEJARAH PERPINDAHAN KIBLAT UMAT ISLAM”


Peristiwa perpindahan arah kiblat ini terjadi pada bulan Rajab tahun ke-12 pasca Hijrah. Saat Rasulullah melaksanakan shalat Dzuhur kemudian turun wahyu untuk memindahkan arah kiblat. Maka dalam riwayat disebutkan bahwa Nabi sempat shalat 2 rakaat menghadap Baitul Maqdis (masjidil Aqsa) dan 2 rakaat berikutnya menghadap Ka’bah, di masjidil Haram.


Wahyu yang turun tersebut adalah surat al-Baqarah ayat 144, “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit , maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” (QS.2:144)


“Makna Perpindahan Kiblat”

Dalam beberapa keterangan disebut kan, ketika Allah memerintahkan perintah shalat dan menghadap ke Masjid al-Aqsha (Palestina), hal itu dimaksudkan agar menghadap ke tempat yang suci, bebas dari berbagai macam berhala dan sesembahan. Ketika itu, kondisi Masjid al-Haram (Kabah) yang merupakan tempat keberangkatan Isra dan Mi’raj, belum berupa bangunan masjid. Sebab, kala itu masih dipenuhi berhala-berhala yang jumlahnya men capai 309 buah dan senantiasa disembah oleh orang Arab sebelum kedatangan Islam. Sehingga, di bawah dominasi kekufuran seperti itu, Rasulullah SAW belum bisa menunai kan ibadah shalat di tempat tersebut.


Selain itu, bila Rasulullah SAW saat itu melaksanakan shalat dengan menghadap ke Masjid al-Haram, hal itu akan menjadi kebanggaan bagi kaum kafir quraisy bahwa Rasulullah SAW seolah mengakui berhala-berhala mereka sebagai tuhan. Inilah salah satu hikmah diperintahkannya shalat dengan menghadap ke Baitul Maqdis (al-Aqsha). Dalam surah Albaqarah ayat 142, Allah SWT menjelaskan mengapa perpindahan kiblat itu dilakukan.


orang-orang yang kurang akalnya [Maksudnya: ialah orang-orang yang kurang pikirannya sehingga tidak dapat memahami maksud pemindahan kiblat] diantara manusia akan berkata: “Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?” Katakanlah: “Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus”


Ayat ini menegaskan hikmah dari perpindahan kiblat tersebut adalah dalam ibadat shalat itu bukanlah arah Baitul Maqdis dan ka’bah itu menjadi tujuan, tetapi berpasrah diri kepada tuhan. Adapun Ka’bah, adalah sebagai pemersatu umat Islam dalam menentukan arah kiblat. Sama seperti al-Aqsha yang juga belum berupa bangunan masjid (ketika itu), dan al-Shakhra masih berupa gundukan tanah yang dipenuhi dengan debu.

12. Kebenaran Kisah Nabi Musa & Kebenaran Jasad Firaun yang diselamatkan Allah.

0 komentar
Dalam Al-Qur’an ditemukan sekitar 30 kali Allah SWT menguraikan kisah Musa dan Fir’aun, suatu kisah yang tidak dikenal masyarakat ketika itu, kecuali melalui Kitab Perjanjian Lama. Tapi satu hal yang mencengangkan adalah Al-Qur’an telah mengungkap suatu perincian yang sama sekali tidak diungkap oleh satu kitab pun sebelumnya, bahkan tidak diketahui kecuali yang hidup pada masa terjadinya peristiwa tersebut, yaitu pada abad kedua belas SM atau sekitar 3.200 tahun yang lalu.

Mari kita lihat sekelumit kisah Fir’aun yang diungkap oleh Al-Qur’an :

وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْياً وَعَدْواً حَتَّى إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنتُ أَنَّهُ لا إِلِـهَ إِلاَّ الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَاْ مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Artinya :

090. Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir`aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir`aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.
091. Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.
092. Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.
(QS. Yunus [10] : 90-92)

Yang perlu digarisbawahi dalam konteks pembicaraan ini adalah firman-Nya yang berbunyi: “Hari ini kami selamatkan badanmu, agar engkau menjadi pelajaran bagi generasi yang datang sesudahmu.”

Memang orang mengetahui bahwa Fir’aun tenggelam di Laut Merah ketika mengejar Nabi Musa dan kaumnya, dimana bukti akan hal ini diberikan lebih lanjut oleh seorang arkeolog bernama Ron Wyatt pada akhir tahun 1988 silam yang mengklaim bahwa dirinya telah menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur kuno di dasar Laut Merah yang digunakan Firaun dan bala tentaranya sewaktu mengejar Nabi Musa, tetapi menyangkut keselamatan badannya dan dapat menjadi pelajaran bagi generasi sesudahnya merupakan satu hal yang tidak diketahui siapapun pada masa Nabi Muhammad bahkan tidak disinggung oleh Perjanjian Lama dan Baru.

Sekali lagi pada masa turunnya Al-Qur’an 14 abad yang lalu, tidak seorang pun yang mengetahui dimana sebenarnya penguasa yang tenggelam itu berada, dan bagaimana pula kesudahan yang dialaminya. Namun pada 1898, purbakalawan Loret, menemukan jenazah tokoh tersebut dalam bentuk mumi di Wadi Al-Muluk (Lembah Para Raja) berada di daerah Thaba, Luxor, di seberang Sungai Nil, Mesir. Kemudian 8 Juli 1907, Elliot Smith membuka pembalut-pembalut mumi itu dan ternyata badan Fir’aun tersebut masih dalam keadaan utuh. Kepala dan lehernya terbuka, bagian-bagian badannya masih tertutup dengan kain dan kesemuanya diletakkan dalam satu peti berkaca yang memungkinkan para pengunjung Museum Mesir melihatnya dengan jelas. Sayang, pada sekitar tahun 1985, pemerintah Mesir menutup kamar tempat penyimpanan mumi itu untuk umum, karena rupanya pengaruh udara dari luar dan polusi yang disebabkan oleh mikro organisme telah mempengaruhi keadaan mumi itu.

Namun sebelumnya suatu hari di pertengahan tahun 1975, sebuah tawaran dari pemerintah Prancis datang kepada pemerintah Mesir. Negara Eropa tersebut menawarkan bantuan untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun. Tawaran tersebut disambut baik oleh Mesir. Setelah mendapat restu dari pemerintah Mesir, mumi Firaun tersebut kemudian digotong ke Prancis. Bahkan, pihak Prancis membuat pesta penyambutan kedatangan mumi Firaun dengan pesta yang sangat meriah.

Mumi itu pun dibawa ke ruang khusus di Pusat Purbakala Prancis, yang selanjutnya dilakukan penelitian sekaligus mengungkap rahasia di baliknya oleh para ilmuwan terkemuka dan para pakar dokter bedah dan otopsi di Prancis. Pemimpin ahli bedah sekaligus penanggung jawab utama dalam penelitian mumi ini adalah Prof Dr Maurice Bucaille. Bucaille adalah ahli bedah kenamaan Prancis dan pernah mengepalai klinik bedah di Universitas Paris. Bucaille memulai kariernya di bidang kedokteran pada 1945 sebagai ahli gastroenterology.

Setelah melakukan peneltian terhadap mumi tsb, ternyata hasil akhir yang ia peroleh sangat mengejutkan! Sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam. Jasadnya segera dikeluarkan dari laut dan kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet. Namun penemuan tersebut masih menyisakan sebuah pertanyaan dalam kepala sang professor: “Bagaimana jasad tersebut bisa lebih baik dari jasad-jasad yang lain, padahal dia dikeluarkan dari laut?”

Prof. Bucaille lantas menyiapkan laporan akhir tentang sesuatu yang diyakininya sebagai penemuan baru, yaitu tentang penyelamatan mayat Firaun dari laut dan pengawetannya. Laporan akhirnya ini dia terbitkan dengan judul Mumi Firaun; Sebuah Penelitian Medis Modern, dengan judul aslinya, Les momies des Pharaons et la midecine. Berkat buku ini, dia menerima penghargaan Le prix Diane-Potier-Boes (penghargaan dalam sejarah) dari Academie Frantaise dan Prix General (Penghargaan umum) dari Academie Nationale de Medicine, Prancis.

Terkait dengan laporan akhir yang disusunnya, salah seorang di antara rekannya membisikkan sesuatu di telinganya seraya berkata: ”Jangan tergesa-gesa karena sesungguhnya kaum Muslimin telah berbicara tentang tenggelamnya mumi ini”. Bucaille awalnya mengingkari kabar ini dengan keras sekaligus menganggapnya mustahil. Menurutnya, pengungkapan rahasia seperti ini tidak mungkin diketahui kecuali dengan perkembangan ilmu modern, melalui peralatan canggih yang mutakhir dan akurat.

Hingga salah seorang di antara mereka berkata bahwa Alquran yang diyakini umat Islam telah meriwayatkan kisah tenggelamnya Firaun dan kemudian diselamatkannya mayatnya. Ungkapan itu makin membingungkan Bucaille. Lalu, dia mulai berpikir dan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Bahkan, mumi tersebut baru ditemukan tahun 1898 M, sementara Alquran telah ada ribuan tahun sebelumnya.

Ia duduk semalaman memandang mayat Firaun dan terus memikirkan hal tersebut. Ucapan rekannya masih terngiang-ngiang dibenaknya, bahwa Alquran–kitab suci umat Islam–telah membicarakan kisah Firaun yang jasadnya diselamatkan dari kehancuran sejak ribuan tahun lalu. Sementara itu, dalam kitab suci agama lain, hanya membicarakan tenggelamnya Firaun di tengah lautan saat mengejar Musa, dan tidak membicarakan tentang mayat Firaun. Bucaille pun makin bingung dan terus memikirkan hal itu. Ia berkata pada dirinya sendiri. ”Apakah masuk akal mumi di depanku ini adalah Firaun yang akan menangkap Musa? Apakah masuk akal, Muhammad mengetahui hal itu, padahal kejadiannya ada sebelum Alquran diturunkan?”

Prof Bucaille tidak bisa tidur, dia meminta untuk didatangkan Kitab Taurat (Perjanjian Lama). Diapun membaca Taurat yang menceritakan: ”Airpun kembali (seperti semula), menutupi kereta, pasukan berkuda, dan seluruh tentara Firaun yang masuk ke dalam laut di belakang mereka, tidak tertinggal satu pun di antara mereka” (mereka mati semua termasuk Firaun) [Kitab Keluaran 14:28]. Kemudian dia membandingkan dengan Injil-Perjanjian Baru. Ternyata, kitab tsb juga tidak membicarakan tentang diselamatkannya jasad Firaun dan masih tetap utuh. Karena itu, ia semakin bingung.

Setelah perbaikan terhadap mayat Firaun dan pemumiannya, Prancis mengembalikan mumi tersebut ke Mesir. Akan tetapi, tidak ada keputusan yang menggembirakannya, tidak ada pikiran yang membuatnya tenang semenjak ia mendapatkan temuan dan kabar dari rekannya tersebut, yakni kabar bahwa kaum Muslimin telah saling menceritakan tentang penyelamatan mayat tersebut. Dia pun memutuskan untuk menemui sejumlah ilmuwan otopsi dari kaum Muslimin.
Dari sini kemudian terjadilah perbincangan untuk pertama kalinya dengan peneliti dan ilmuwan Muslim.

Ia bertanya tentang kehidupan Musa, perbuatan yang dilakukan Firaun, dan pengejarannya pada Musa hingga dia tenggelam dan bagaimana jasad Firaun diselamatkan dari laut. Maka, berdirilah salah satu di antara ilmuwan Muslim tersebut seraya membuka mushaf Alquran dan membacakan untuk Bucaille firman Allah SWT yang artinya: ”Maka pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.” (QS Yunus: 92).

Ayat ini sangat menyentuh hati Bucaille. Ia mengatakan bahwa ayat Alquran tersebut masuk akal dan mendorong sains untuk maju. Hatinya bergetar, dan getaran itu membuatnya berdiri di hadapan orang-orang yang hadir seraya menyeru dengan lantang: ”Sungguh aku masuk Islam dan aku beriman dengan Alquran ini”.

Kesimpulan ;

Injil & Taurat hanya menyebutkan bahwa Ramses II tenggelam; tetapi hanya Al-Quran yang kemudian menyatakan bahwa mayatnya diselamatkan oleh Allah swt, sehingga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.

Perhatikan bahwa Nabi Muhammad saw hidup 3000 tahun setelah kejadian tersebut, dan tidak ada cara informasi tersebut (selamatnya mayat Ramses II) dapat ditemukan beliau (karena di Injil & Taurat pun tidak disebut).
Namun Atas Kuasa Allah lah kita mengetahui jikalau apa yang diterangkan dalam AlQuran adalah sebuah kebenara.
Maha Suci Allah SWT yang berfirman: "Alif, Laam, Miim. Kitab (al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa." (QS Al-Baqarah: 1-2)


11. Benarkah Islam Hanyalah Kebohongan & Kepalsuan Semata.

11 komentar

Para Penghujat Islam Berkata ;

Islam tidak lain hanyalah persepsi besar yang mengusung kebohongan dan kepalsuan. Karna di alam bawah sadarnya, Muslim tahu bahwa Islam adalah bohong melulu dan tidak dapat dipertahankan secara logika. Dan Itulah sebabnya jika kau mengritik Islam, para Muslim jadi panic -> itu berarti bahwa Muslim sadar bahwa Islam adalah kebohongan?

Jawab ;

apakah Anda hidup dan tidur selama berabad abad di sisi seorang Muslim?
Dari mana Anda tahun bahwa Muslim tahu bahwa Islam adalah kebohongan?
Siapa yang ingin Anda tipu melalui artikel Anda?

Apakah orang lain adalah anak kecil sehingga dengan mudahnya Anda tipu?
apakah melalui kemarahan bisa diartikan pula sebagai sebuah  “kepanikan”
Mengapa Anda mengambil kesimpulan dari suatu keadaan secara amat aneh?

Apakah anda seorang  peneliti?
Apakah anda seorang  ilmuwan?
Saya rasa, ilmuwan / peneliti sekali pun ga akan berani mengeluarkan kata-kata seperti anda !!!

Sadarkah anda akan hal itu ???

Apa mata umat kristen Buta ???
Bukankah  begitu banyaknya intelektual non Muslim yang menyatakan bahwa Islam adalah masa datang bagi peradaban dunia !!!

Lalau kenpa tiba tiba kristen  ingin meninggikan diri sendiri dengan menyatakan bahwa Islam adalah kepalsuan?

Atau, apakah Anda memerintahkan agar semua intelektual Muslim dan non Muslim (dan public yang lebih luas lagi) hanya mematuhi perkataan Anda saja, bukan yang lain?

Apakah Anda sedang membuat lawakan?

Lebih Lanjut,,,,

Apakah kesemua agama itu mengajarkan kesetaraan umat manusia yang hakiki, dan mengajarkan manusia untuk keluar dari kebodohan secara hakiki?

Apakah Anda ingin menyatakan kepada saya bahwa kesemua agama itu pernah memimpin peradaban dunia selama 10 abad dengan kegemilangan yang luar biasa – seperti yang pernah ditunjukkan Islam pada abad pertengahan?

Sementara itu Islam telah sampai pada masa keemasannya, dan membawa manusia keluar dari kegelapan menuju terang benderang. Nenek moyang eropa masih tidur di dalam goa sementara kaum Muslim sudah tinggal di dalam istana yang tinggi. Tiba tiba Anda menyatakan bahwa fondasi kesemua agama selain Islam adalah kokoh?

Sejak pertama Islam menginspirasikan umat manusia untuk menghormati kaum wanita sementara semua agama lainnya menganggap wanita sebagai harta warisan.

Sejak pertama Islam mengilhami dunia untuk menghormati ilmu pengetahuan ketika umat lain menganggap ilmu pengetahuan sebagai pekerjaan setan.

Sejak awal abad Islam mengilhami manusia untuk tidak menyembah patung sementara umat agama lain justru malah asyik menyembah patung.

Sejak dahulu semua agama gemar menghukum mati penjahat dengan cara dibakar hidup hidup.

Muhammad bersabda, “mengazab / menghukum dengan api hanyalah hak atas Allah (yaitu neraka)”.
Sejak pertama Islam melarang praktek demikian. Sejak pertama Islam menginspirasikan dunia untuk membebaskan para budak:

Muhammad berkata, “memerdekakan budak adalah JIHAD”.

…… namun justru semua agama melestarikan budak. Sejak saat pertama Islam lah yang memerintahkan kesetaraan di atas semua individu:

Muhammad berkata, “umatku itu bagaikan gigi pada sisir, sama rata dan sama tinggi”.

……. sementara agama lain mengajarkan kasta yang keji.

Coba jelaskan, mengapa hanya islam yang dapat mempersembahkan jaman keemasan selama 10 abad, sementara bangsa lain di belahan dunia yang lain masih terpuruk dalam kegelapan dan praktek sihir menyihir dan pelembagaan perbudakan atas nama gereja dan institusi Negara?

Coba jelaskan mengapa hanya islam yang menjadi pelopor atas pelembagaan keilmuan yang salah satu karyanya adalah menerjemahkan karya karya filsuf yunani dan membuat interpretasi interpretasi ilmiah yang mencengangkan – sementara bangsa non islam di belahan dunia yang lain justru menganggap ilmu pengetahuan adalah sihir dan pekerjaan setan sehingga lembaga kepausan membakar hidup hidup Galileo galilei karena ia berkata bumi berputar mengitari matahari – dan markoni dari Italia yang diusir oleh gereja dan lari ke inggris hanya karena orang ini menemukan sinyal radio yang amat bermanfaat bagi dunia?

Apa yang terjadi sehingga Galileo dan markoni dituduh sebagai pelaku pekerjaan setan adalah keyakinan bahwa setiap manusia tidak mempunyai harga diri sehingga semua karya mereka pantas untuk disingkirkan. Islam di lain pihak, memberi manusia harga diri sehingga mereka layak untuk menuntut ilmu dan semua karya mereka layak untuk dihormati. Renungkan, islam mengajarkan,

Akan putus pahala anak adam ketika ia wafat, kecuali atas tiga hal:
1. ilmu yang berguna,
2. amal jariyah
3. anak saleh yang selalu mendoakannya.

Ilmu yang berguna:
Artinya setiap pribadi dalam islam harus menuntut ilmu. Setelah ia menguasai ilmu itu, hendaknya ia mengajarkannya kepada orang lain, dan membuat PENEMUAN YANG BERGUNA untuk orang lain.

Penemuan yang berguna:
Orang berilmu yang menemukan penemuan baru yang berguna; ia akan mendapatkan dua sumber pahala dari:
1. penemuan itu sendiri karena bermanfaat bagi orang lain.
2. orang lain yang menggunakan penemuan nya, akan menjadi pahala bagi si penemu.

Dari hal ini, betapa islam mengajarkan bahwa setiap jiwa dan pribadi dalam islam mempunyai harga dan nilai, terkhusus lagi jika ia berilmu. Bagaimana dengan agama Kristen dan atheisme?
Apakah anda sudah memahami islam secara keseluruhan?

Coba bandingkan dengan apa yang terjadi atas Galileo dan Markoni. Agama mana yang tidak mengajarkan harga diri kepada manusia??

 >Tentang Reaksi umat Islam menghadapi penghinaan / pelecehan terhadap  Agamanya,,,begini ;

Kita semua harus mengakui karna begitu banyaknya orang  dengan mengatasnamakan  Seni , kebebasan berekspresi dll, yang kemudian berujung pada penghinan terhadap  islam. sehingga hal tsb membangkitkan amarah dan melakukan perlawanan.
Dan tiba tiba anda menilai kenyataan itu sebagai tanda bahwa kaum muslim histeris (kepanikan) jika agama mereka dihina dan dikritik habis habisan ???

Kalau kita lihat, tuhan dalam agama lain sering menjadi bahan permainan dan penghinaan oleh pribadi pribadi yang tidak bertanggung jawab. Kemudian umat dari agama tersebut tidak menunjukkan kemarahan dan kekecewaan berkenaan dengan penghinaan yang ditujukan kepada tuhan tuhan mereka. Dan anda menilai hal itu sebagai tanda bahwa mereka dan agama mereka adalah elastis dan fleksible.

Ada perbedaan besar antara islam dengan umatnya di satu pihak, dan agama lain beserta umatnya masing-masing.

Di laih pihak, Agama lain beserta umatnya tidak akan marah jika kesucian agama mereka dinodai.
Mau tau sebabnya  ???
Yang terjadi sebenarnya adalah bahwa ketidakmarahan mereka atas penghinaan itu dikarenakan mereka mulai bergerak ke arah nihilisme tuhan: tuhan bagi mereka hanyalah isapan jempol belaka, hanya figure aneh dan kerangka dongeng yang tidak mempunyai kaitan langsung dengan nasib hidup mereka.

Sementara kaum muslim akan marah jika kesucian agama mereka dinodai. Kemarahan mereka muncul karena mereka tetap bergerak ke arah eksistensialisme tuhan (kontra nihilisme tuhan). Muslim tetap menganggap bahwa tuhan mereka tetap ada (eksistensialis), bukan hanya isapan jempol dan mempunyai kaitan langsung dengan nasib kehidupan yang ada di muka bumi.


"Pengakuan-Pengakuan Cendikawan Non Muslim Terhadap Nabi Muhamad" ;

Tidak Semua Orang Barat Anti Rasul dan Islam

Penukilan tentang gambaran Islam yang muram di dalam buku-buku Barat tidak berarti tidak ada orang-orang Barat yang netral. Sebagian dari mereka mengenal Rasulullah Muhammad SAW dan mereka mengenal Islam kemudian bersikap netral di dalam buku-buku mereka dan bisa kita sebutkan contohnya. Namun masih tersisa pertanyaan, sampai sejauh mana pengaruh buku-buku yang netral ini dalam memperbaiki gambaran Islam di rasio orang Barat secara umum.

Apakah buku-buku ini mampu merubah pandangan negatif tersebut dari akar-akarnya?

Sangat disayangkan bahwa kita melihat pemikiran kanan yang dominan hari ini enggan melihat Islam dari jendela-jendela positif yang telah dibuka oleh orang-orang netral tersebut kepada kaumnya di Barat. Banyak juga orang-orang Barat yang netral lebih mengutamakan untuk diam, atau barang kali media Barat tidak mau meliput perkataan mereka. Berikut ini pendapat sejumlah orang-orang Barat yang netral tentang Islam:

1. Seorang orientalis Kanada, Dr. Zuwaimer di dalam bukunya “Timur dan Tradisinya” mengatakan, “Tidak diragukan lagi bahwa Muhammad adalah termasuk pemimpin agama terbesar. Bisa juga dikatakan bahwa dia adalah seorang reformis, mumpuni, fasih, pemberani dan pemikir yang agung. Tidak boleh kita menyebutnya dengan apa yang bertentangan dengan sifat-sifat ini. Al-Qur’an yang datang besama Muhmmad dan sejarahnya menjadi saksi atas kebenaran klaim ini.”

2. Seorang Orientalis Jerman Bretly Hiler di dalam bukunya “Orang-Orang Timur dan Keyakinan-keyakinan Mereka” mengatakan, “Muhammad adalah seorang kepala negara dan punya perhatian besar pada kehidupan rakyat dan kebebasannya. Dia menghukum orang-orang yang melakukan pidana sesuai dengan kondisi zamannya dan sesuai dengan situasi kelompok-kelompok buas di mana Nabi hidup di antara mereka. Nabi ini adalah seorang penyeru kepada agama Tuhan Yang Esa. Di dalam dakwahnya, dia menggunakan cara yang lembut dan santun meskipun dengan musuh-musuhnya. Pada kepribadiaannya ada dua sifat yang paling utama dimiliki oleh jiwa manusia. Keduanya adalah “keadilan dan kasih sayang”.

3. Bernardesho seorang pemikir Inggris di dalam bukunya “Muhammad” mengatakan, “Dunia ini sangat membutuhkan pemikiran Muhammad. Nabi inilah yang meletakan agamanya senantiasa dalam posisi terhormat dan tinggi, agama yang paling kuat di dalam mencerna seluruh peradaban dan kekal sepanjang masa. Saya melihat banyak dari anak keturunan bangsaku yang masuk agama ini dengan bukti nyata. Agama ini akan mendapatkan kesempatan yang luas di benua ini – maksudnya adalah Eropa.

Bahwa para tokoh agama pada abad pertengahan, akibat dari kebodohan dan fanatisme, telah menggambarkan agama Muhammad dengan gambaran yang gelap. Mereka menyebut agama Muhammad sebagai musuh bagi Kristen. Namun setelah saya mengkaji tentang orang ini (Muhammad), saya menemukan kekaguman yang luar biasa. Saya sampai pada kesimpulan bahwa dia bukan musuh bagi Kristen.

Namun sebaliknya harus disebut penyelamat manusia. Dalam pandangan saya, sekiranya dia memegang kendali dunia pada hari ini pastilah dia bisa menyelesaiakan masalah kita yang dapat menjamin perdamaian dan kebahagiaan yang menjadi harapan manusia.

4. Professor bahasa Aramaic, Snersten Elasogi di dalam bukunya “Sejarah Hidup Muhammad” mengatakan, “Sungguh kita tidak netral pada Muhammad kalau kota mengingkari apa yang ada pada dirinya, berupa sifat-sifat yang agung dan keistimewaan-keistimewaannya.

Muhammad telah terjun di dalam perang kehidupan yang benar menghadapi kebodohan dan kesemrawutan, tetap teguh pada prinsipnya. Dia terus memerangi tindakan yang melampaui batas sampai berakhir pada kemenangan yang nyata. Sehingga syariatnya menjadi syariat yang paling sempurna, dia di atas para tokoh agung sejarah.”

5. Seorang orientalis Amerika Sneks di dalam bukunya “Agama Arab” mengatakan, “Muhammad muncul 570 tahun setelah Isa. Tugasnya adalah untuk meningkatkan akal manusia dengan memberinya dasar-dasar utama dan akhlak yang mulia, mengembalikan kepada keyakinan Tuhan yang Esa dan kehiduan setelah kematian.”

6. Michel Hart di dalam bukunya “Seratus Tokoh dalam Sejarah” mengatakan, “Pilihan saya Muhammad menjadi orang pertama yang terpenting dan teragung sebagai tokoh sejarah telah mengagetkan para pembaca. Namun dia (Muhammad) adalah satu-satunya tokoh dalam semua sejarah yang sukses dengan kesuksesan sangat tinggi pada tingkat Agama dan Dunia.

Ada banyak rasul, nabi dan para pemimpin yang memulai dengan misi-misi agung. Namun mereka meninggal tanpa penyempurnaan misi-misi tersebut, seperti Isa di Kristen, atau yang lain telah mendahului mereka, seperti Musa di Yahudi. Namun Muhammad adalah satu-satunya (Rasul) yang menyempurnakan misi agamanya, menetapkan hukum-hukumnya dan diimani oleh bangsa-bangsa selama hidupnya.

Karena dia mendirikan negara baru di sisi agama. Sedang di bidang dunia dia juga menyatukan kabilah-kabilah di dalam bangsa, menyatukan bangsa-bangsa di dalam umat, meletakan buat mereka semua asas kehidupannya, menggariskan masalah-masalah dunianya, meletakannya pada titik tolak menuju dunia. Dan juga di dalam hidupnya, dia adalah (Rasul) yang memulai risalah agama serta dunia dan menyempurnakannya.

7. Seorang sastrawan dunia, Lev Tolstewi, yang karya sastranya dianggap sebagai sastra yang paling bernilai tercatat dalam peninggalan kemanusiaan. Dia mengatakan, “Cukuplah Muhammad sebagai kebanggaan karena dia telah membebaskan umat hina yang haus darah dari cakar-cakar setan tradisi yang tercela. Membuka di depan muka mereka jalan yang tinggi dan maju. Bahwa syariat Muhammad akan menguasai dunia karena kesesuaiannya dengan akal dan kebijaksanaan.

8. Dr. Shaberk asal Austria mengatakan, “Sesungguhnya manusia pasti bangga memiliki afiliasi dengan tokoh seperti Muhammad. Dia itu meski dengan keumiannya (tidak bisa baca dan tulis) beberapa belas abad yang lalu mampu membuat undang-undang. Kita orang Eropa akan menjadi sangat bahagia apabila bisa sampai ke puncaknya.”

9. Seorang Filsuf Inggris yang penah mendapatkan hadiah Nobel, Tomas Karlil di dalam bukunya “Para Pahlawan” mengatakan, “Sungguh menjadi sangat aib bagi siapapun yang berbicara pada masa ini mengeluarkan ungkapan bahwa agama Islam adalah kedustaan dan bahwa Muhammad adalah penipu. Kita harus memerangi penyebaran kata-kata yang absurd dan memalukan ini.

Sesungguhnya risalah yang ditunaikan utusan (Rasul) tersebut masih menjadi pelita yang bercahaya selama 12 abad lamanya. Apakah ada di antara kalian yang mengira bahwa risalah ini yang menjadi pegangan hidup dan matinya jutaan orang yang tak terhidung jumlahnya adalah kedustaan dan penipuan.”

10. Sedang seorang Sastrawan Jerman Gotah mengatakan, “Sesungguhnya kita warga Eropa dengan seluruh pemahaman kita, belum sampai kepada apa yang telah dicapai Muhammad. Dan tidak akan ada yang melebihi dirinya. Saya telah mengkaji dalam sejarah tentang keteladanan yang tinggi untuk umat manusia ini. Dan saya temukan itu pada Nabi Muhammad. Demikianlah seharusnya kebenaran itu menang dan tinggi, sebagaimana Muhammad telah sukses menundukan dunia dengan kalimat tauhid.

10. Benarkah Penggunan Simbol Bulan & Bintang itu membuktikan Jika Ajaran Islam mengadopsi Ajaran Paganisme

0 komentar

" Menjawab Gugatan ; Makna Bintang dan Bulan Dalam Masjid" 

Dalam Ajaran Islam sesungguhnya adalah Tidak mengenal dan Tidak diwajibkan / Tidak diharuskan untuk menggunakan Lambang2 atau symbol tertentu, karma memang Islam tidak mengajarkan demikian.

Mengenai penggunaan lambang bulan dan bintang yg umum dipakai dalam masjid. Itu juga ga ada keharusan masjid untuk menggunakannya. ( Tidak ada larangan apapun jika masjid menggunakan symbol lain, sebatas ga bertentangan dengan ajaran Islam Itu sendiri).

Dan bukti-bukti jika Islam memang ga mewajibkan untuk menggunakan lambang2 / symbol tertentu adalah ;

a) Banyak Ormas Islam yg ga menggunakan Bintang dan Bulan sebagai symbol / menggunakan symbol / lambang yg lainnya, contohnya ; menggunakan, Tulisan kaligrafi, menggunakan Gambar Ka’bah dll.

b) Tidak semua Masjid menggunakan lambang bulan dan bintang, buktinya cek sendiri deh banyak ko

dan Tempat sembayang kami yg berukuran lebih kecilpun banyak yg ga menggunakan lambang / symbol bulan dan bintang, contohnya seperti di mushola2 kami, terbukti banyak yg ga menggunakan symbol tsb.

c) Pada masa Kerasulan Muhamad pun, Beliau Cuma menggunakan bendera yg bertuliskan Kaligrafi biasa ko.

d) Dan pada bangunan masjid-masjid pada Masa Kerasulan Muhamad pun ga ada yg gunain lambang bulan dan bintang.

Sejarah lambang Bulan dan Bintang itu muncul, justru setelah kerasulan beliau tepatnya pada masa kejayaan Islam yaitu pada masa kekuasan Sultan Muhammad II yang lebih dikenal dengan Sultan Muhammad Al-Fatih itulah penggunaan Bulan Sabit dikenal.

Dan adapun symbol tsb banyak digunakan terutama dalam masjid, tidak lain adalah sebagai dampak / pengaruh Budaya kekuasaan Islam pada jaman dulu.

Dan Makna dari symbol / lambang Bulan dan Bintang yg ada dalam Masjid, adalah tidak lain untuk mengenang masa-masa kejayaan Islam pada jaman Dulu…itu saja ko, ga lebih.

Sedangkan simbul bulan dan bintang itu sendiri digambarkan seperti peta kekuasaan Islam pada jaman dulu, yg memeng jikalau digambarkan akan menyerupai bentuk bulan dan tanda bintang sebagai titik tempat pemerintahan kekaisaran Islam pada jaman itu.


Selanjutnya sy akan Tuliskan disini hubungan lambang salib n trinitas kalian dengan ajaran2 penyembah berhala.

-------------------------------------------


“SEJARAH SALIB, SWASTIKA DAN PENGGUNAANYA DALAM PAGANISME”


Pisces, lambang awal mula Kristen
......
Salib adalah lambang yang sangat tua yang terdapat di dunia jauh sebelum lahirnya Nabi Isa atau Yesus. Pada awalnya orang-orang Kristen tidak menggunakan salib sebagai lambang Kekristenan mereka. Benda ini tidak termasuk dalam daftar pertama lambang-lambang Kristen yang disediakan oleh St. Clement. Mulanya yang mereka gunakan justru bintang ikan (Pisces) dan anak domba sebagai lambang Penyelamatnya.

Lambang Pisces yang pertama kali digunakan Kristen di Roma

Awal mula salib adalah salah satu rasi bintang yang digunakan untuk menandai langit di selatan semenjak zaman awal peradaban manusia. Kemudian oleh kaum-kaum terdahulu yang menyembah bintang salib digunakan sebagai lambang bagi para dewa mereka.

Konstelasi Bintang Selatang yang membentuk Salib

Ketika lambang salib akhirnya dipakai, orang-orang Kristen sempat merasa enggan terhadap gambar seorang laki-laki yang tergantung pada salib. Hal ini tidak pernah dilakukan Gereja Kristen sebelum abad ke tujuh.

Faktanya, salib dengan orang tergantung padanya telah dimasukkan oleh orang Romawi dari India berabad-abad sebelum zaman Kristen.

Relief salib pagan di India 2000 tahun SM

Apa kata para sejarawan tentang penggunaan lambang salib?
Walker berkata, “Orang-orang Kristen awal bahkan menolak salib karena (bersifat) pagan. Patung-patung Yesus awal tidak menggambarkan dia di atas salib, tetapi dalam samaran ‘Gembala yang Baik’ yang membawa domba.” (Acharya, The Christ Conspiracy.
Churchward mengatakan, “Pada dasarnya Salib merupakan tanda astronomi. Salib dengan lengan sama panjang menunjukkan waktu siang dan malam yang sama panjang, dan merupakan tanda equinox.”

Para alcemist menggunakan salib untuk penelitian

Sedangkan Derek Patridge menyatakan, “Yang ditunjukkan oleh salib dengan lingkaran di dalamnya adalah sebenarnya matahari yang mengecil atau mati di zodiac, dan bukan orang.”

Encyclopedia of Funk and Wagnalls menyebutkan bahwa “Tanda salib sudah digunakan sebagai lambang sebelum zaman Kristen.”

Di Italia di mana terletak Roma yang menjadi salah satu pusat paling awal bagi penyebaran agama Kristen, terdapat salib sebagai peninggalan dari zaman prasejarah.

Salib Keltik Pra-Kristen banyak ditemukan di tepi Sungai Shannon di Irlandia ditemukan dengan gambar relief dewa bumi dan roh hutan.

Salib-salib Keltik di Eropa yang telah ada semenjak 1200 SM

Di Mesir purba, yang memuja dewa-dewi yang mati menebus dosa dengan darah, salib dijadikan lambang keagamaan yang umumnya berbentuk huruf T, yang oleh para ahli disebut dengan Tau. Ada pula salib Tau yang di atasnya dipasang sebuah “gagang” yang berupa lingkaran. Lingkaran itu melambangkan kekekalan.

Ankh Mesir atau Salib Ansata (crux ansata) salah satu lambang pagan Mesir

Sejarawan barat meyakini bahwa konsep Maria dan Yesus adalah duplikasi dari Isis dan Horus

Salib yang di atasnya bergagang lingkaran itu melambangkan kekelalan hidup atau kehidupan yang abadi. Salib berlingkaran (crux ansata/salib ankh) biasa dipakai di leher para pendeta Mesir kuno sebagai kalung. Di kalangan berbagai bangsa purba di sekitar wilayah Mediterania, termasuk Funisia yang bertetangga dengan Palestina, lambang salib Mesir itu juga mengandung pengertian hikmah atau kebijaksanaan rahasia.

Berbagai jenis salib yang digunakan semenjak pra-Kristen hingga sekarang

Selain Salib Tau terdapat satu lagi jenis salib yang disebut dengan Salib Berlengan Sama Panjang. Salib ini telah dikenal di seluruh dunia purba. Oleh para ahli dikatakan bahwa di kalangan dunia purba salib ini melambangkan keempat unsur (bumi, udara, air, dan api) yang dipandang sebagai sumber penciptaan segala sesuatu. Unsur-unsur itu dipandang sebagai yang abadi, sehingga segala sesuatu yang tercipta darinya, tidak akan pernah musnah, sekalipun berubah-ubah.

Swastika atau Salib Berlengan Panjang

Lambang-lambang Swastika di berbagai kebudayaan

Salib berlengan panjang juga digunakan sebagai pemberi tanda (berupa gambar) pada makanan suci maupun wadah-wadah yang berisi air suci keagamaan. Penggunaan salib ini terdapat di kalangan bangsa-bangsa Assyiria, Babilonia, Persia purba, bahkan di benua Amerika sebelum datangnya agama Kristen.

Relief Salib Swastika di Eropa ribuan tahun sebelum Kristen

Swastika berumur 5000 tahun SM di Samara, Iraq

Bentuk lain salib jenis ini adalah swastika. Ini sebenarnya adalah salib berlengan panjang, yang bagian ujung lengannya tertekuk atau dipatahkan menurut arah yang sama (seperti arah jarum jam). Menurut para ahli, ujung lengan yang tertekuk itu asal mulanya melengkung, yang apabila diteruskan akan membentuk lingkaran yang memanifestasikan lambang matahari.

Encyclopedia of Funk and Wagnalls mengatakan, “Bentuk atau model ini adalah salah satu lambang paling awal yang terkenal yang telah dibuat oleh manusia, dan salah satu lambang yang paling menyebar di kalangan bangsa-bangsa primitif. Lambang ini terdapat di seluruh benua selain Australia, dan merupakan lambang dewa matahari, dari Apollo (Romawi), Odin (Viking) sampai Quetzalcoatl (Aztec). Lambang ini masih bertahan hidup sebagai lambang keagamaan di India di kalangan para penganut agama Budha dan agama Jain, serta di China dan Jepang, maupun di kalangan suku-suku Indian di Amerika Utara yang masih meneruskan praktek shaman dan pengobatan perdukunan.”

Dalam Encyclopedia Britannica, Prof. Shepherd menulis, “Bentuk-bentuk salib telah digunakan sebagai lambang, religius atau lainnya, jauh sebelum zaman Masehi, di hampir semua bagian dunia. Dua bentuk salib Pra-Kristen telah menjadi mode dalam Kekristenan. Lambang hieroglyph Mesir tentang kehidupan (salib ankh, salib Tau dengan lingkaran di atasnya) dipungut dan digunakan secara luas pada monumen-monumen Kristen Koptik. Salib Swastika (crux gammata), yang terdiri atas empat huruf gamma kapital Yunani, ditandakan pada banyak nisan makam Kristen dini sebagai lambang yang tersamar. Lambang ini tersebar luas sebelum zaman Kristen di Eropa, Asia, dan Amerika dan umumnya dianggap sebagai lambang matahari atau api. Dari situlah makna sumber kehidupan berasal.”

Di beberapa tempat di dunia ini, ujung tekukan pada salib swastika diberi gambar telapak kaki yang menandakan adanya gerak “berjalan”. Di tempat lain, ada pula yang menggambari ujung swastika dengan gambar burung yang menggambarkan gerak terbangnya matahari di angkasa. Atau gambar ikan, yang mengisyaratkan matahari menyelam di laut di bawah muka bumi setelah tenggelam di malam hari dan sebelum kembali terbit keesokan harinya.

Burung dan Dewa Matahari (Swastika Nazi Jerman)

Swastika Zionist dan Swastika Dewa Matahari

Bagaimanapun, salib merupakan lambang Dewa Matahari. Karena matahari hanya satu bagi seluruh dunia, maka dengan sendirinya di mana-mana di dunia ini, apabila mereka memuja Dewa Matahari maka lambang dan kepercayaannya akan mirip.

Persamaan Dewa Matahari Keltik dan Dewa Matahari Aztec

Demikian halnya antara kepercayaan pagan dengan kepercayaan Kristen. Sejak ribuan tahun sebelumnya hingga jaman penyebaran agama Kristen di wilayah Mediterania, telah terdapat agama-agama yang meyakini dewa-dewi yang menderita, disalib dan mati menebus dosa.

Riwayat-riwayat dan waktu penyaliban Yesus yang terdapat dalam doktrin Kristen juga sangat serupa dengan kepercayaan pagan, yakni berkisar antara tanggal 21-25 Maret. Justinus Martir dapat saja berapologi bahwa iblis yang mendengar ramalan-ramalan para nabi besar sebelumnya, meniru ajaran itu sebelum adanya agama Kristen itu sendiri. Tapi pada dasarnya jenis-jenis salib ini digunakan berbagai macam kaum pagan untuk menyembah dewa matahari mereka semenjak berbagai peradaban kuno dunia mucul.

Dan dalam bukti foto-foto pun lambang salib begitu jelas adalah bukti lambang / symbol Agama penyembah berhala !!!