Minggu, 22 Juli 2012

5. Benarkah Umat Islam Masih Tersesat karna masih minta ditunjukan jalan yang lurus (Surat Al-fatihah ; 7)

6 komentar
Para Penghujat Islam, menipu umat Islam dengan penafsiran “shirathal mustaqiim” (jalan yang lurus) yang keliru.

Dan inilah kutipan Pendapat Penghujat ;

“Penganut Agama Arabi mentaati ketentuan untuk menyembah Allah, antara lain dalam bentuk shalat 5 waktu, yang berlangsung 17 rekaat setiap hari. Dalam setiap rekaat shalatnya, umat Muhammad umumnya melafazkan Al-Fatihah, yang berisi antara lain: “…Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang Engkau telah anugerahkan nikmat kepada mereka…”

17 kali sehari kalimat permohonan itu diucapkan oleh muslim yang takwa. Hari ini belum dikabulkan, besok memohon lagi. Tidak dikabulkan, lanjut dengan permohonan di hari berikutnya. 6100 kali dimohonkan dalam setahun, tidak terkabul juga.

Fakta menunjukkan bahwa sampai hari ini, sesudah 15 abad agama Islam berkembang, permohonan tentang Jalan yang lurus itu berlanjut terus.

Jawaban ;

Tuduhan Penghujat ini picik dan licik. Padahal Al-Qur'an telah menjelaskan bahwa jalan yang lurus yang dimaksud surat Al-Fatihah ayat 6 dalam ayat berikutnya:

“Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat”(Al-Fatihah 7).

Telahnyata jika mereka (entah sengaja / tidak) tidak bisa mennyimpulkan makna yang sebenarnaya yang terkandung didalamnya, seperti tertulis dibawah ini ;

1. Jalannya orang-orang yang telah mendapat nikmat dan ridha Allah, yaitu: para nabi, shiddiqin, syuhada dan shalihin karena mereka adalah orang-orang yang selalu taat dan istiqamah dalam beribadah. Golongan ini sesuai dengan firman Allah:

“Orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya” (Qs An-Nisa’ 69).

2. Jalan yang lurus itu kontradiktif dengan jalan orang yang dimurkai Allah dan jalan orang yang sesat. Golongan ‘Al-Magdhub alaihim’ (orang yang dimurkai Allah) adalah umat Yahudi, kaum yang mengetahui kebenaran akan tetapi enggan mengamalkannya.

Dalam surat Al Ma’idah 60, orang Yahudi disebut “man la’anahullahu wa ghadhiba alaihi,” artinya: orang yang dikutuk/dilaknat dan dimurkai Allah, sehingga di antara mereka dijadikan kera dan babi.

Sedangkan golongan ‘Adh-dholliin’ (orang-orang yang sesat) adalah umat Nasrani, kaum yang bersemangat untuk beramal ibadah tapi tidak didasari ilmu (Al-Ma’idah 77).

Pengertian ini sesuai dengan makna hadits, di mana Adi bin Hatim RA bertanya kepada Nabi SAW, “Siapakah yang dimurkai Allah itu?” Nabi SAW menjawab, “Al-Yahud (Yahudi).” “Dan siapakah yang sesat itu?” Nabi SAW menjawab, “An-Nashara (Nasrani)”.

....Para penghujat melecehkan Islam sebagai agama sesat yang belum lurus.Ini adalah pertanyaan klasik yang sudah ketinggalan jaman....

Para penghujat melecehkan Islam sebagai agama sesat yang belum lurus. Menurutnya, jika Islam adalah agama yang lurus, mengapa umat Islam masih berdoa minta ditunjuki jalan yang lurus dalam shalat?

Ini adalah pertanyaan klasik yang sudah ketinggalan jaman. Perlu diketahui, bahwa orang yang berdoa “tunjukilah kami jalan yang lurus” itu bukan berarti sedang berada di jalan yang sesat sehingga minta ditunjuki jalan yang lurus.

Doa ini bermakna: Tunjukilah, bimbinglah dan berikanlah taufik kepada kami untuk meniti shirathal mustaqiim (jalan yang lurus) yaitu Islam.

Maksudnya, kita mohon agar Allah mengaruniakan keteguhan dalam memahami dan mengamalkan agama Islam, dan mohon agar dijauhkan dari jalan golongan yang sesat dan dimurkai.

Doa ini selalu diulang-ulang dalam shalat, karena setiap manusia selalu membutuhkan hidayah pada segala kesempatan, baik malam maupun siang hari. Manusia beriman selalu butuh hidayah untuk tetap teguh di jalan yang lurus, karena hati manusia berbolak-balik yang bisa dipengaruhi oleh lingkungan.

Apalagi, di nusantara ini parapenghujat Islaml berkeliaran mencari mangsa untuk dimurtadkan.

Setiap Muslim tidak ada yang tahu apakah dia akan teguh di dalam Islam atau tidak, maka ia harus selalu memohon kepada Allah agar diteguhkan di jalan-Nya dan diberi husnul khatimah (akhir hayat yang baik).

Al-Qur'an menekankan perlunya istiqamah di jalan Allah, sehingga umat Islam yang sudah di jalan lurus, masih diperintah berdoa agar meminta hidayah istiqamah di jalan Islam yang lurus itu.

Bahkan kepada orang yang beriman pun, Allah menegaskan perintah agar tetap teguh beriman kepada-Nya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya” (An-Nisa’ 136).

Kesesatan Para penghujat dalam memahami doa dalam surat Al-Fatihah itu terjadi karena logika teologinya sudah korslet.

Karena berdoa minta ditujuki jalan yang lurus, maka dengan ceroboh disimpulkan bahwa umat Islam berada dalam kesesatan karena ditipu oleh Allah....Na’udzubillah min dzalik!

....Logika rusak Para penghujat justru melahirkan teologi rusak yang berisi penghinaan kepada Tuhan dalam Bibel....

Jika diterapkan dalam kekristenan, maka logika rusak Para penghujat bisa melahirkan teologi yang jauh lebih rusak yang berisi penghinaan kepada Tuhan dalam Bibel.

Misalnya, dalam Injil Yohanes 17:1 Yesus menengadah ke langit dan berdoa: “Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau.” Berdasarkan logika Para penghujat, maka ayat ini wajib dipahami bahwa Yesus belum memuliakan Tuhan dan sebaliknya Yesus belum dimuliakan Tuhan.

Dalam Injil Matius 6:9 dan Lukas 11:2 Yesus memanjatkan Doa Bapa Kami: “Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu.” Bila logika teologi Para penghujat diterapkan, maka ayat ini harus dipahami bahwa Tuhan tidak Maha Suci, sehingga harus didoakan umatnya. Apakah Tuhannya Yesus tidak Mahakudus?

Dalam Injil Matius 6:11 Yesus berdoa: “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.” Berdasarkan logika Para penghujat, maka ayat ini wajib disimpulkan bahwa seumur hidupnya Yesus dan para muridnya selalu hidup dalam kelaparan sehingga harus berdoa minta makan kepada Tuhan tiap pagi.

Dalam Injil Matius 6:12 Yesus berdoa: “Ampunilah kami akan kesalahan kami.” Bila umat Kristen memakai logika Para penghujat, maka ayat ini harus dipahami bahwa Yesus dan para muridnya adalah sekelompok pendosa sehingga harus berdoa minta ampun dari kesalahannya!

Dalam Injil Matius 6:13 Yesus berdoa: “Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.” Jika logika teologi Para penghujat diterapakan, maka ayat ini harus dipahami bahwa Yesus dan para pengikutnya adalah orang-orang yang selalu berkubang dalam percobaan dan kejahatan, sehingga mereka berdoa tiap pagi, minta dilepaskan dari pencobaan dan kejahatan.

Betapa bejatnya logika teologi letterlijk itu. Maka Para penghujat harus membuang logika teologi yang rusak bila ingin selamat dunia dan akhirat.


Lalu bagaimana dengan Jalan keselamatan para penghujat itu sendiri ?

Menurut saya ;

Penebusan Dosa oleh yesus adalah sebuah harapan semu dan angan-angan kosong belaka, yang diyakini oleh sekelompok orang-orang bodoh yang bisanya hanya berharap dan bermimpi disiang bolong jika suatu hari akan datang suatu keajaiban menyelamatkan mereka, sementara yang mereka lakukan hanya mengemis dan mengemis belas kasih tanpa mau berusaha mencari keselamatan mereka sendiri.

Kata Iklan di TV,,,klw mau pintar….makanya Belajar !!!

Mau kaya….kerja dooonk !!!
mau surga…Usaha doooonk !!!,,,,,emang surga Gratis ?

hehehehe…!!!

Lalu,,,,Apa sih Kunci Surga ?

Jawabnya ; Taat / Patuh kepada Perintah-Nya & Menjauhi segala Larangan-Nya

Seperti halnya tertulis dalam alkitab sendiri ; Luk 7;(21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga

6 komentar:

  • 26 Juni 2015 pukul 01.08

    Sepertinya yg jadi masalah adalah kata 'Tunjukilah'.

    Kalau hati mau jujur, dalam kaidah bahasa indonesia bermakna 'meminta atau memohon' dan belum menerima.

    Kalau ayat 6 ditafsirkan sbg jawabanya, kalau dibaca kalimatnya jadi rancu.
    Kalau ayat 6 ditafsirkan sbg jawabannya seharusnya bukan Tunjukanlah tapi Ikutilah jalan yg lurus.
    Kesimpulan saya kalau memang sudah tersedia jawabannya ngapain masih meminta. bawel amat

  • 26 Juni 2015 pukul 01.31

    Ayat2 doa yg ditulis diatas dikenal dgn sebutan Doa Bapa Kami, adalah kalimat2 doa yg diajarkan Yesus kpd murid2Nya sbg doa standar yg mencakup untuk hidup didunia (makanan, keamanan dan kesetiaan kpd Tuhan). Simple tapi bermakna dalam dan luas.
    Yesus mengajar doa seperti itu karena mengkritik orang2 dan para ahli agama di jaman itu yg berdoa dgn SUARA KERAS, di pinggir jalan, dipasar dgn DOA YG PANJANG2 dan KALIMAT DOA YG DIULANG2 sampai harus ada hitungannya berapa kali agar di puji orang yg melihatnya dan dinilai taat serta soleh.
    Nah Yesus mengecam cara doa seperti itu.
    Nah di jaman skrg umat mana coba yg mempraktekan doa dgn cara seperti itu? Padahal cara itu sudah dikecam Tuhan 2000 tahun yang lalu.
    Yesus mengajarkan dan juga disebut Guru Agung
    Di Alkitab yg mengajarkan adalah Allah sendiri, karena pengajaranNya sempurna.

    Kalau hanya nabi, rasul atau guru saja, pasti ada cacatnya. karena mereka jg berdosa

  • 26 Juni 2015 pukul 02.24

    YG tepat menebus manusia dari dosa, bukan menebus dosa manusia.
    Kata aslinya menebus sama artinya= membasuh, membersihkan, menutupi, membayar.

    Karena dosa Adam makan buah terlarang, akibatnya antara Surga yg suci dan bumi yg dosa /kotor terputus alias gak nyambung.
    Allah dan makhluk surga (malaikat) gak bisa datang ke bumi, karena kesuciannya nanti tercemar dgn bumi yg kotor dosa.
    Karena yg suci bila tersentuh yg kotor jadi gak suci lagi. Sedangkan SURGA HARUS TETAP SUCI.
    Apalagi manusia berdosa dibumi, gak punya jalan menuju surga.
    Tapi Tuhan adalah Kasih, Dia ingin manusia selamat akherat. gmana caranya? Harus ada pembersihan dosa supaya manusia jadi suci dan Allah serta malaikat bisa turun ke bumi.
    Ibaratnya Penebusan /Pembersihan dosa itu seperti Jembatan Penghubung satu2nya antara surga dan bumi yg pernah terputus.

    Sebelum Yesus disalib dan darahNya muncrat sbg lambang Penebusan, penebusan dilakukan dgn cara kurban hewan (domba sehat bagi yg mampu, merpati bagi yg miskin).
    Kapan kurban dimulai? Saat Adam Hawa dosa (bukan jaman Ibrahim yg hidup 2000 tahun kemudian)
    Siapa yg memulai kurban? Allah sendiri saat memberikan pakaian dari kulit domba (lambang jubah kebenaran Yesus) kpd Adam hawa yg telanjang (lambang dosa) akibat dosa.

    Itu alasan semua bayi lahir telanjang akibat dosa Adam hawa, gak ada yg lahir langsung pake baju.

    Lalu kurban hewan penebus dosa dilanjutkan oleh nabi2 Adam, Habel anak Adam, Nuh, Ibrahim, Ishak, Daud, Sulaeman dan orang2 yg hidup dan SEHARUSNYA BERAKHIR SAAT YESUS DISALIB.
    Jadi Allah yg memulai kurban (hewan) dan Allah sendiri yg mengakhirinya (Yesus disalib) agar tersedia jembatan penghubung antara surga dan bumi. saat kita melakukan kurban dan dibaptis, ibaratnya kita menerima dan melewati jembatan menuju surga itu sambil dosa kita dibersihkan atau disucikan sehingga layak menyatu dgn surga yg suci.

    Hanya Allah saja yg bisa menebus dan mengalahkan dosa (Syeiton bin iblis)
    Jadi Yesus adalah Tuhan.

    Kalau cuma mengandalkan amal ibadah dan kebaikan manusi gak bisa meraih surga. karena iblis itu dahsxwat lho. manusia gak akan menang.
    Tuhan sudah ngasih Jembatan menuju surga. mending lewat situ saja.
    Kalau kita setia dan kuat pasti bisa nyampe surga. dijamin. karena dah lewat jembatan yg bener dan satu2nya. gak ada jalan lain. jalan lain bikin manusia nyasar.

  • 26 Juni 2015 pukul 03.07

    Saya setuju kunci surga itu Taat dan patuh serta menjauhi larangannya. Kalau di Alkitab istilah Setia.
    Ditambahin 1 hal lagi ya.. gpp kan? yaitu Rendah hati agar bisa menuju surga.

    Alasannya :
    Iblis ditendang dari surga karena sombong, lawan kata dari tidak bersikap rendah hati.
    Adam + Hawa dikeluarkan dari surga karena tidak Taat, tidak patuh, tidak tunduk dan tidak menjauhi larangannya untuk memakannya.
    Pelajarannya :
    Adam + hawa yg dulu suci di surga saja gak sanggup untuk 100 persen taat, patuh, tunduk dan menjauhi larangannya apalagi kita jaman sekarang yg menimbun dosa.

    Kesimpulannya:
    Taat, patuh, tunduk, menjauhi larangannya Wajib dilaksanakan tapi ternyata manusia itu gagal gak bisa sempurna 100% dan sisanya kotor berdosa.
    Makanya manusia butuh Pembersih dosa supaya suci bisa menyatu dgn surga.
    Pembersihnya Allah sendiri. Cara membershkannya gimana?
    Allah gak sim salabim merubah manusia jadi bersih tapi ada proses. yaitu jaman sebelum Yesus dgn cara Kurban Hewan, Setelah Yesus disalib dgn cara merendahkan diri kita (tidak sombong) menerima dan Percaya Yesus Penyelamat dgn cara di baptis.

    Jelas kan saudara?

  • 26 Juni 2015 pukul 03.10

    Ingat lho di Kitab Suci yg memegang kunci surga itu Yesus Kristus yg akan menjadi Hakim yg adil

  • 21 Desember 2015 pukul 18.41

    Kurang berbobot.. Isi blog ny cuma untuk menghujat agama lain.. Banyak tanda seru. Ini mah blog penuh emosi, bukan blog ilmiah.

Posting Komentar